Jakarta, Meski sama-sama penyakit tuberkulosis (TB),
tapi studi menunjukkan bahwa kuman penyebab TB di kawasan Indonesia
Barat dan Timur ternyata berbeda. Bukan karena salah geografisnya,
melainkan mengikuti pola migrasi.
Indonesia menempati urutan ke-4
negara dengan penderita kasus TB baru terbanyak di dunia pada tahun
2010 dan menempati urutan ke-9 negara penderita TB terbanyak tahun 2011.
Ada
perbedaan bermakna prevalensi TB di wilayah Jawa-Bali (82 kasus/100.000
penduduk) dengan luar Jawa-Bali (258 kasus/100.000 penduduk). Kawasan
Indonesia Timur Indonesia memberikan angka tertinggi, yaitu 343
kasus/100.000 penduduk, dibandingkan wilayah Sumatera-Kalimantan sebesar
217 kasus/100.000 penduduk.
Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Mtb) dan bakteri ini ternyata memiliki banyak sub-tipe yang berbeda di setiap daerah.
"Dari
16 lokasi pengumpulan sampel penelitian, ternyata ditemukan bahwa kuman
penyebab TB di kawasan Indonesia Barat dan Timur berbeda. Sebaran
bakteri TB bergantung pada geografis," jelas Dr Vivi Lisdawati, MSi,
Apt, peneliti TB dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kemenkes, dalam acara temu media di Gedung Kemenkes Kuningan, Jakarta,
Jumat (17/2/2012).
Di Indonesia bagian barat, kebanyakan penyebab
TB adalah bakteri Mtb sub-tipe Beijing, sedangkan untuk kawasan
Indonesia timur yang paling banyak adalah Mtb sub-tipe EAI.
"Bukan
karena salah geografisnya, tetapi sebaran kuman TB mengikuti pola
migrasi populasi karena kuman TB kan nempel di orangnya," lanjut Dr
Vivi.
Menurut Dr Vivi, banyak anggapan yang menyebutkan Mtb
sub-tipe Beijing lebih resisten terhadap obat anti tuberkulosis (OAT).
Namun nyatanya dalam studi yang dilakukan Litbangkes, Mtb sub-tipe
Beijing masih ada yang sensitif terhadap OAT.
"Mtb Beijing sendiri ternyata ada berbagai tipe, ada yang resisten ada yang masih sensitif terhadap OAT," ujar Dr Vivi.
Konfigurasi Debian (Contoh Laporan Uji Kompetensi)
10 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar